Setelah
lahir, bayi belum punya daya tahan yang cukup untuk menangkal berbagai
penyakit. Walaupun memperoleh antibodi bawaan yang diberikan ibu sejak
dalam kandungan, bayi memerlukan perlindungan tambahan untuk menjaga
ketahanan tubuhnya terhadap penyakit.
Imunisasi
merupakan suntikan vaksin atau bahan antigenik untuk menghasilkan
kekebalan aktif pada tubuh bayi. Gunanya untuk mencegah dan mengenali
beberapa penyakit tertentu yang mungkin mengancamnya.
Sejak
lahir, bayi memerlukan berbagai jenis imunisasi hingga mencapai
kanak-kanak. Beberapa imunisasi bayi yang perlu Anda tahu di antaranya:
1. Imunisasi BCG
Vaksin
ini agar tubuh bayi kebal terhadap bakteri tuberkulosis (TBC). BCG
diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio
diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal
empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11
bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia
1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat
wajib dan disubsidi pemerintah.
2. Imunisasi DPT
Imunisasi
DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis
(batuk rejan) dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang
menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi fatal. DPT
diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal
empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.
3.Imunisasi DT
Imunisasi
DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh
kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan
kebutuhan khusus, misalnya sudah mendapat suntikan DPT.
4. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum)
juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun
pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima
kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh.
5. Imunisasi MMR
Imunisasi
MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman
dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit,
batuk, hidung meler dan mata berair.
Gondongan
menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun
kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang
berakibat kemandulan.
6. Imunisasi Hib
Imunisasi
Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi
tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini,
imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang
cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
7. Imunisasi Meningitis
Imunisasi
ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar.
Imunisasi dilakukan bagi bayi di bawah usia satu tahun hingga balita.
Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak
yang banyak terjadi pada bayi dan balita.
8.Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
9.Imunisasi HBV
Imunisasi
HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah
infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Karena itu
imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal pemberian
imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan
orangtua. Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun
biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
10.Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi
pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang
sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan
penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi
darah)
11.Imunisasi Tipa
Imunisasi
tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus
atau paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama tiga-lima
tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2
jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3
kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul.
12.Imunisasi Hepatitis A
Penyakit
ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang
lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan. Jadwal pemberian yang dianjurkan
tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan
dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar